Saya punya banyak pertanyaan mengenai
dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa yang merupakan dogma penting Kristen dalam
pengharapan keselamatan. Saya berharap ada Kristiani yang dapat memberikan
penjelasan terkait keirasionalan dogma ini, karena menurut saya selain tidak
ada dalilnya dalam Bible, Dosa Waris dan Penebusan Dosa tidak mencerminkan
keadilan, kemaha kuasaan, dan kasih Tuhan serta penuh dengan kejanggalan
ditinjau dalam perspektif Kristen sendiri.
1. Dosa Waris dipercaya sebagai warisan
dosa kepada manusia dari dosa Adam dan Hawa karena mereka melakukan kesalahan
(memakan buah pengetahuan). Mengapa manusia harus dihukum karena dosa yang
bukan manusia tersebut melakukannya? Jika Tuhan adil, seharusnya dalam hal ini
yang dia hukum hanya Adam dan Hawa dan tidak berdampak pada keturunannya.
Konsep Dosa Waris jelas tidak mencerminkan keadilan. Siapapun tidak ada yang
menerima bahwa ayah yang bersalah, anaknya ikut dipenjara. Silakan renungkan
ayat Perjanjian Lama dibawah ini:
"Janganlah ayah dihukum mati karena
anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus
dihukum mati karena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16)
2. Umat Kristiani meyakini bahwa
sebelumnya Adam dan Hawa hidup kekal di taman Eden, kemudian setelah bersalah
terdapat efek karena Dosa Waris yang harus ditanggung setiap manusia akibat
dosa Adam tersebut. Seperti perempuan sakit sewaktu melahirkan, manusia harus
bekerja dan kelelahan, dan manusia menemui kematian. Pertanyaannya, dalam
persepsi Kristiani sekarang dosa sudah ditebus dan Dosa Waris telah dihilangkan
sekitar 2000 tahun sebelumnya, lalu mengapa sampai saat ini perempuan masih
sakit sewaktu melahirkan dan manusia masih mengalami kematian? Bukankah Dosa
Waris telah dihilangkan sehingga seharusnya saat ini manusia mengalami hidup
kekal dan tidak perlu lagi kesusahan didunia? Apakah Yesus gagal menghapuskan
efek dari Dosa Waris tersebut?
3. Dosa Waris ditanggung di pundak setiap
manusia sebelum kedatangan Yesus untuk menebus dosa (Dalam persepsi Kristiani).
Pertanyaannya, sebelum Yesus datang, siapa yang menebus dosa manusia? Apakah
semuanya mati dengan membawa Dosa Warisan? Sungguh tidak bijaksana jika Tuhan
memiliki sifat demikian yaitu membiarkan manusia bergelimang dengan Dosa Waris
yang tidak pernah mereka lakukan, ironis penyelamatan baru datang jutaan tahun
setelah mereka mati dan mereka sudah tidak dapat menghindar dari kebinasaan.
4. Saya bingung dengan kepercayaan bahwa
seseorang harus mati demi dosa orang lain. Jika Tuhan benar-benar mahakuasa ia
bisa saja mengampuni kita tanpa ada Penebusan Dosa tentunya. Tuhan macam apa
yang akan mengeksekusi salah satu anak dalam rangka untuk mengampuni dosa orang
lain? "Mengizinkan anak saya untuk dieksekusi sebagai pengganti dosa-dosa
saya", benar-benar hal yang tidak dapat dibayangkan.
5. Yang namanya penebusan, tentu ada dua
hal yang bekerja, yaitu yang menebus, dan yang menerima tebusan. Pertanyaannya,
kepada siapa Yesus menebus dosa? Yesus menebus dosa, berarti ada sosok yang
lebih tinggi pangkatnya diatas Yesus dimana dialah yang berhak menerima tebusan
tersebut, dia lah yang meminta tumbal diatas kayu salib, siapa? Manusia, iblis,
pohon pengetahuan atau ada kandidat yang lain? Saya pernah mendengar bahwa
Tuhan itu Maha Pengampun dan Tuhan Maha Penolong, tapi belum pernah sekalipun
mendengar Tuhan Maha Berkorban, karena jelas dimata orang awam sekalipun bentuk
pengorbanan menunjukkan kelemahan. Tentunya semua manusia sepakat Tuhan tidak
mempunyai kelemahan, tapi sayang sekali dogma ini tidak sejalan dengan
kesepakatan tersebut.
6. Sering saya mendengar asumsi Kristiani
bahwa Penebusan Dosa menunjukkan kasih Tuhan dimana Tuhan rela berkorban untuk
manusia. Ditinjau dari sisi mana bahwa Penebusan Dosa dengan kematian tuhan
diatas kayu salib sebagai bentuk kasih? Apakah manusia sudah begitu kurang ajar
sehingga menuntut kasih tuhan harus dengan kematian tuhan bagi manusia? Bagi
saya pribadi, merasakan dan menghirup udara yang gratis sudah merupakan bentuk
kasih Tuhan, lalu mengapa Kristen butuh kematian Tuhan untuk dapat menyangka
bahwa Tuhan itu kasih?
7. Apakah rencana tuhan untuk mati diatas
kayu salib itu tidak terkesan konyol dan bertentangan dengan sifatNya sendiri?
Pasalnya, dengan kematian tersebut, tidaklah menunjukkan kasih, melainkan
menunjukkan bahwa diriNya dapat disiksa dan dibunuh ciptaanNya sendiri sehingga
pada akhirnya dengan keyakinan seperti ini manusia tidak akan menganggap tuhan
sebagai oknum yang berotoritas atas diri manusia. Dibunuh ciptaan sendiri,
kemaha kuasaan dan kesuciannya hilang sudah. Keyakinan seperti ini setidaknya
menghujat semua sifat-sifat kekusaaan yang dimiliki Tuhan dan menganggap bahwa
Tuhan lebih rendah dibanding makhluk ciptaanNya. Na'udzubillah min dzalik.
8. Siapa yang menciptakan manusia? Tuhan!
Siapa yang menciptakan pohon pengetahuan? Tuhan! Siapa yang menciptakan
peraturan larangan? Tuhan juga! Lalu mengapa justru Tuhan takluk dengan semua
ciptaanNya? Mengapa tercipta skenario dan rancangan dari Tuhan yang pada
akhirnya merugikan diriNya sendiri? Bagaimana Tuhan dalam perspektif Kristen
mengatur takdir? Apakah Dia tidak mengetahui bahwa pohon ciptaanNya tersebut
suatu saat akan membuatnya mati oleh manusia ciptaanNya juga? Apa Dia tidak
mengetahui bahwa peraturan larangannya suatu saat berimbas untuk diriNya
sendiri? Dia yang membuat larangan, mengapa justru akhirnya Dia yang
mendapatkan hukuman? Mengapa tuhan (dalam perspesi Kristiani) begitu lemah
terhadap ciptaan-Nya sehingga dia tidak dapat mengontrol ciptaannya yang
akhirnya membahayakan dirinya sendiri?
9. Ini adalah pertanyaan final yang sudah
seharusnya dijawab oleh semua pribadi Kristen dalam menentukan keimanan. Atas
dasar apa Kristiani memegang teguh dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa? Adakah
dalil Bible/Alkitab yang mendukung dogma tersebut? Karena yang saya temukan
dalam Bible justru banyak ayat yang menolak dan bertentangan dengan dogma
tersebut, satu saja sebagai contoh:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus
mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan
turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat
kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jkalau
orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada
segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia
idak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat lagi terhadap
dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya” (Yehezkiel 18:20-22)
Ayat tersebut dengan gamblang menolak Dosa
Waris, otomatis Penebusan Dosa juga tidak ada. Dosa Waris fiktif, Penebusan
Dosa pun fiktif. Dosa Waris omong kosong, Penebusan Dosa pun omong kosong.
Okelah jika Kristiani tetap mengimani
dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa dengan mengabaikan point 1 sampai 8.
Dogmanya irasional dan tidak masuk akal, saya rasa itu sudah biasa dalam
Kristiani sehingga bagi mereka belum cukup untuk ditolak. Dogmanya terkesan
bentuk hujatan terhadap Tuhan, itu juga sudah biasa dalam Kristiani karena
Bible sendiri banyak menghujat Tuhan. Tapi bagaimana jika dogma tersebut malah
bertentangan dengan sesuatu yang diyakini pedoman (Baca: Bible/Alkitab)
Kristiani sendiri? Apakah itu belum cukup bagi Kristiani mengetahui bahwa dogma
tersebut bukanlah hal yang perlu diimani? Bukan ajaran Tuhan Allah, bukan
ajaran Bible, bukan ajaran Yesus, bahkan bertentangan dengan ajaran Tuhan,
mengapa masih harus diimani? Sudah seharusnya orang kritis dan berakal
mencampakkan dogma kepalsuan dan kebohongan ini.
Kita semua meyakini Tuhan Maha Kuasa,
Tuhan cukup kuat untuk menyelamatkan seseorang tanpa bantuan anak, reinkarnasi
dalam daging atau siapapun dan apapun. Tapi entah mengapa semua ke Maha Kuasaan
itu seakan hilang, lenyap, dan terlupakan jika dikorelasikan dengan dogma Dosa
Waris dan Penebusan Dosa ini.
Jika Kristiani masih mempertahankan dogma
fiktif Dosa Waris dan Penebusan Dosa, maka sebagai pertanyaan tambahan biar
genap 10, silahkan anda berikan argumen kira-kira sesuatu apa yang ada dalam
dogma tersebut sehingga anda masih percaya terhadap pengharapan kosong tersebut
dan enggan meninggalkannya dan bukti apa lagi yang harus ditunjukkan kepada
anda sehingga anda mau melupakan angan-angan kosong Dosa Waris dan Penebusan
Dosa?
Tapi jika keyakinan anda mulai redup
terhadap Dosa Waris dan Penebusan Dosa, maka renungkanlah firman Allah:
"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan
bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah
Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan." (QS.
Al-Maaidah' 5:65)
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu
(mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya,
kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya
Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.
An-Nahl' 16:119)
Ampunan Allah Maha Luas, yakinilah bahwa
dogma yang anda anut selama ini hanyalah sebatas kebodohan dan ketidak tahuan
anda saja, dan setelah datang pengetahuan kepada anda, maka bertaubat dan mohon
ampunlah kepada Allah, niscaya anda dapati Dia sungguh Maha Pengampun dan
Penyayang. Allah tidak membebankan manusia dengan Dosa Waris, dan Dia juga
tidak menjanjikan penyelamatan diatas kayu salib, tapi Dia menawarkan
pengampunan bagi yang bertaubat melalui ucapan, sikap dan perbuatan. Sudah
merupakan fakta dikitab suci manapun bahwa tidak ada Dosa Waris dan Penebusan
Dosa, dogma keselamatan palsu tersebut pada akhirnya menuju kebinasaan.
Jadi, pengampunan nyata dari Allah atau
pengharapan kosong berujung kebinasaan yang kalian pilih? Selama anda masih
dapat membaca tulisan ini, berarti masih ada waktu untuk memilih. It's your
choice.
No comments:
Post a Comment