Thursday, April 20, 2017

PERTANYAAN-PERTANYAAN TENTANG DOSA WARIS

Saya punya banyak pertanyaan mengenai dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa yang merupakan dogma penting Kristen dalam pengharapan keselamatan. Saya berharap ada Kristiani yang dapat memberikan penjelasan terkait keirasionalan dogma ini, karena menurut saya selain tidak ada dalilnya dalam Bible, Dosa Waris dan Penebusan Dosa tidak mencerminkan keadilan, kemaha kuasaan, dan kasih Tuhan serta penuh dengan kejanggalan ditinjau dalam perspektif Kristen sendiri.
1. Dosa Waris dipercaya sebagai warisan dosa kepada manusia dari dosa Adam dan Hawa karena mereka melakukan kesalahan (memakan buah pengetahuan). Mengapa manusia harus dihukum karena dosa yang bukan manusia tersebut melakukannya? Jika Tuhan adil, seharusnya dalam hal ini yang dia hukum hanya Adam dan Hawa dan tidak berdampak pada keturunannya. Konsep Dosa Waris jelas tidak mencerminkan keadilan. Siapapun tidak ada yang menerima bahwa ayah yang bersalah, anaknya ikut dipenjara. Silakan renungkan ayat Perjanjian Lama dibawah ini:
"Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16)

2. Umat Kristiani meyakini bahwa sebelumnya Adam dan Hawa hidup kekal di taman Eden, kemudian setelah bersalah terdapat efek karena Dosa Waris yang harus ditanggung setiap manusia akibat dosa Adam tersebut. Seperti perempuan sakit sewaktu melahirkan, manusia harus bekerja dan kelelahan, dan manusia menemui kematian. Pertanyaannya, dalam persepsi Kristiani sekarang dosa sudah ditebus dan Dosa Waris telah dihilangkan sekitar 2000 tahun sebelumnya, lalu mengapa sampai saat ini perempuan masih sakit sewaktu melahirkan dan manusia masih mengalami kematian? Bukankah Dosa Waris telah dihilangkan sehingga seharusnya saat ini manusia mengalami hidup kekal dan tidak perlu lagi kesusahan didunia? Apakah Yesus gagal menghapuskan efek dari Dosa Waris tersebut?

3. Dosa Waris ditanggung di pundak setiap manusia sebelum kedatangan Yesus untuk menebus dosa (Dalam persepsi Kristiani). Pertanyaannya, sebelum Yesus datang, siapa yang menebus dosa manusia? Apakah semuanya mati dengan membawa Dosa Warisan? Sungguh tidak bijaksana jika Tuhan memiliki sifat demikian yaitu membiarkan manusia bergelimang dengan Dosa Waris yang tidak pernah mereka lakukan, ironis penyelamatan baru datang jutaan tahun setelah mereka mati dan mereka sudah tidak dapat menghindar dari kebinasaan.

4. Saya bingung dengan kepercayaan bahwa seseorang harus mati demi dosa orang lain. Jika Tuhan benar-benar mahakuasa ia bisa saja mengampuni kita tanpa ada Penebusan Dosa tentunya. Tuhan macam apa yang akan mengeksekusi salah satu anak dalam rangka untuk mengampuni dosa orang lain? "Mengizinkan anak saya untuk dieksekusi sebagai pengganti dosa-dosa saya", benar-benar hal yang tidak dapat dibayangkan. 

5. Yang namanya penebusan, tentu ada dua hal yang bekerja, yaitu yang menebus, dan yang menerima tebusan. Pertanyaannya, kepada siapa Yesus menebus dosa? Yesus menebus dosa, berarti ada sosok yang lebih tinggi pangkatnya diatas Yesus dimana dialah yang berhak menerima tebusan tersebut, dia lah yang meminta tumbal diatas kayu salib, siapa? Manusia, iblis, pohon pengetahuan atau ada kandidat yang lain? Saya pernah mendengar bahwa Tuhan itu Maha Pengampun dan Tuhan Maha Penolong, tapi belum pernah sekalipun mendengar Tuhan Maha Berkorban, karena jelas dimata orang awam sekalipun bentuk pengorbanan menunjukkan kelemahan. Tentunya semua manusia sepakat Tuhan tidak mempunyai kelemahan, tapi sayang sekali dogma ini tidak sejalan dengan kesepakatan tersebut.

6. Sering saya mendengar asumsi Kristiani bahwa Penebusan Dosa menunjukkan kasih Tuhan dimana Tuhan rela berkorban untuk manusia. Ditinjau dari sisi mana bahwa Penebusan Dosa dengan kematian tuhan diatas kayu salib sebagai bentuk kasih? Apakah manusia sudah begitu kurang ajar sehingga menuntut kasih tuhan harus dengan kematian tuhan bagi manusia? Bagi saya pribadi, merasakan dan menghirup udara yang gratis sudah merupakan bentuk kasih Tuhan, lalu mengapa Kristen butuh kematian Tuhan untuk dapat menyangka bahwa Tuhan itu kasih?

7. Apakah rencana tuhan untuk mati diatas kayu salib itu tidak terkesan konyol dan bertentangan dengan sifatNya sendiri? Pasalnya, dengan kematian tersebut, tidaklah menunjukkan kasih, melainkan menunjukkan bahwa diriNya dapat disiksa dan dibunuh ciptaanNya sendiri sehingga pada akhirnya dengan keyakinan seperti ini manusia tidak akan menganggap tuhan sebagai oknum yang berotoritas atas diri manusia. Dibunuh ciptaan sendiri, kemaha kuasaan dan kesuciannya hilang sudah. Keyakinan seperti ini setidaknya menghujat semua sifat-sifat kekusaaan yang dimiliki Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan lebih rendah dibanding makhluk ciptaanNya. Na'udzubillah min dzalik.

8. Siapa yang menciptakan manusia? Tuhan! Siapa yang menciptakan pohon pengetahuan? Tuhan! Siapa yang menciptakan peraturan larangan? Tuhan juga! Lalu mengapa justru Tuhan takluk dengan semua ciptaanNya? Mengapa tercipta skenario dan rancangan dari Tuhan yang pada akhirnya merugikan diriNya sendiri? Bagaimana Tuhan dalam perspektif Kristen mengatur takdir? Apakah Dia tidak mengetahui bahwa pohon ciptaanNya tersebut suatu saat akan membuatnya mati oleh manusia ciptaanNya juga? Apa Dia tidak mengetahui bahwa peraturan larangannya suatu saat berimbas untuk diriNya sendiri? Dia yang membuat larangan, mengapa justru akhirnya Dia yang mendapatkan hukuman? Mengapa tuhan (dalam perspesi Kristiani) begitu lemah terhadap ciptaan-Nya sehingga dia tidak dapat mengontrol ciptaannya yang akhirnya membahayakan dirinya sendiri?

9. Ini adalah pertanyaan final yang sudah seharusnya dijawab oleh semua pribadi Kristen dalam menentukan keimanan. Atas dasar apa Kristiani memegang teguh dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa? Adakah dalil Bible/Alkitab yang mendukung dogma tersebut? Karena yang saya temukan dalam Bible justru banyak ayat yang menolak dan bertentangan dengan dogma tersebut, satu saja sebagai contoh:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jkalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia idak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya” (Yehezkiel 18:20-22)
Ayat tersebut dengan gamblang menolak Dosa Waris, otomatis Penebusan Dosa juga tidak ada. Dosa Waris fiktif, Penebusan Dosa pun fiktif. Dosa Waris omong kosong, Penebusan Dosa pun omong kosong.
Okelah jika Kristiani tetap mengimani dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa dengan mengabaikan point 1 sampai 8. Dogmanya irasional dan tidak masuk akal, saya rasa itu sudah biasa dalam Kristiani sehingga bagi mereka belum cukup untuk ditolak. Dogmanya terkesan bentuk hujatan terhadap Tuhan, itu juga sudah biasa dalam Kristiani karena Bible sendiri banyak menghujat Tuhan. Tapi bagaimana jika dogma tersebut malah bertentangan dengan sesuatu yang diyakini pedoman (Baca: Bible/Alkitab) Kristiani sendiri? Apakah itu belum cukup bagi Kristiani mengetahui bahwa dogma tersebut bukanlah hal yang perlu diimani? Bukan ajaran Tuhan Allah, bukan ajaran Bible, bukan ajaran Yesus, bahkan bertentangan dengan ajaran Tuhan, mengapa masih harus diimani? Sudah seharusnya orang kritis dan berakal mencampakkan dogma kepalsuan dan kebohongan ini.
Kita semua meyakini Tuhan Maha Kuasa, Tuhan cukup kuat untuk menyelamatkan seseorang tanpa bantuan anak, reinkarnasi dalam daging atau siapapun dan apapun. Tapi entah mengapa semua ke Maha Kuasaan itu seakan hilang, lenyap, dan terlupakan jika dikorelasikan dengan dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa ini.
Jika Kristiani masih mempertahankan dogma fiktif Dosa Waris dan Penebusan Dosa, maka sebagai pertanyaan tambahan biar genap 10, silahkan anda berikan argumen kira-kira sesuatu apa yang ada dalam dogma tersebut sehingga anda masih percaya terhadap pengharapan kosong tersebut dan enggan meninggalkannya dan bukti apa lagi yang harus ditunjukkan kepada anda sehingga anda mau melupakan angan-angan kosong Dosa Waris dan Penebusan Dosa?
Tapi jika keyakinan anda mulai redup terhadap Dosa Waris dan Penebusan Dosa, maka renungkanlah firman Allah:
"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan." (QS. Al-Maaidah' 5:65)
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl' 16:119)

Ampunan Allah Maha Luas, yakinilah bahwa dogma yang anda anut selama ini hanyalah sebatas kebodohan dan ketidak tahuan anda saja, dan setelah datang pengetahuan kepada anda, maka bertaubat dan mohon ampunlah kepada Allah, niscaya anda dapati Dia sungguh Maha Pengampun dan Penyayang. Allah tidak membebankan manusia dengan Dosa Waris, dan Dia juga tidak menjanjikan penyelamatan diatas kayu salib, tapi Dia menawarkan pengampunan bagi yang bertaubat melalui ucapan, sikap dan perbuatan. Sudah merupakan fakta dikitab suci manapun bahwa tidak ada Dosa Waris dan Penebusan Dosa, dogma keselamatan palsu tersebut pada akhirnya menuju kebinasaan.
Jadi, pengampunan nyata dari Allah atau pengharapan kosong berujung kebinasaan yang kalian pilih? Selama anda masih dapat membaca tulisan ini, berarti masih ada waktu untuk memilih. It's your choice.




No comments:

Post a Comment