POLITEISME DALAM AJARAN KRISTEN (TRINITAS VERSUS ALKITAB)
Kaum misionaris Kristen senantiasa mengajarkan bahwa Tuhan itu terdiri atas
tiga pribadi dalam satu substansi atau yang lebih dikenal dengan istilah
Trinitas atau Tritunggal (Bapa, Anak/Yesus, dan Roh Kudus). Dari manakah dasar
ajaran dan keyakinan ini? Adakah tertulis dalam Alkitab/Bibel?
Pada bagian ini kita akan mencermati apa yang dikatakan Alkitab tentang konsep
ketuhanan dengan mengkonfrontasikannya dengan ajaran/doktrin Trinitas. Tentu
saja dalam pembahasan ini kita harus memisahkan antara ajaran dan keyakinan
tentang Trinitas dengan apa saja yang dikatakan Alkitab tentang konsep
ketuhanan.
1. Bapa/Allah.
Perjanjian Lama secara tegas
menyatakan bahwa tidak ada tuhan-tuhan lain bagi umat Israel kecuali Allah:
Sebab ketahuilah bahwa pada hari ini dan camkanlah bahwa Tuhanlah ALLAH yang di
langit dan di atas dan di bumi di bawah, tidak ada (Tuhan) yang lain"
(Ulangan 4 : 39)
Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: 'Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. (Yesaya 44:6)
Akulah Tuhanmu, yang telah membebaskanmu dari negeri Mesir, keluar dari tempat perbudakan; engkau tidak ada memiliki tuhan-tuhan lain selain Aku. (Keluaran 20:2-3 - Douay-Rheims Bible 1582 M & King James Version 1611 M)
Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. (Ulangan 4:35)
Bahkan, dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri menyatakan secara tegas bahwa Tuhan itu hanyalah Allah saja:
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. (Markus 12:29)
"Engkau harus menyembah
Tuhan, ALLAH-mu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti" (Matius 4:10)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3)
"Pada waktu itu pergilah
Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada ALLAH"
(Lukas 6:12)
“...kita tahu: Tidak ada
berhala di dunia dan tidak ada Allah lain daripada Allah yang Esa.” (I Korintus
8:4)
“Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi perantara antara Allah dan Manusia, yaitu manusia Yesus Kristus.” (I Timotius 2:5)
“Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi perantara antara Allah dan Manusia, yaitu manusia Yesus Kristus.” (I Timotius 2:5)
Konsep ketuhanan dan keesaan
Allah ini sangat jelas dikatakan oleh Alkitab/Bible
2. Anak Allah.
Frase "anak Allah" banyak ditemukan dalam Alkitab. Namun demikian, Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa "anak Allah", siapa pun dia, memiliki kesetaraan dengan Allah. Alkitab hanya ingin menggambarkan bahwa siapa saja yang memiliki hubungan kedekatan secara spiritual dengan Allah dianugerahi gelar sebagai "anak Allah".
Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (Kejadian 6:1-2)
Menurut ayat di atas, disiratkan bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, anak-anak Allah telah terlebih dahulu diciptakan, hingga ketika jumlah manusia bertambah banyak, konon anak-anak Allah tersebut tertarik kepada anak-anak perempuan manusia lalu mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu dan melahirkan keturunan bagi mereka (Kejadian 6:4).
Simak juga anak-anak Allah yang lain berikut ini:
Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (Keluaran 4:22)
Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi Bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia 31:9)
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah. (Markus 1:1)
anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Lukas 3:38)
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)
Selain itu, Alkitab juga menggambarkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan secara spiritual dengan Allah dianggap menjadi satu kesatuan dengan Allah. Yesus berkata:
Bapaku, yang memberikan mereka kepadaku, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu. (Yohanes 10:29-30)
Dan bukan untuk mereka ini saja aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku ... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku ... dan aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaku ada di dalam mereka dan aku di dalam mereka. (Yohanes 17:20-21,23,26)
Singkatnya, Alkitab mengatakan bahwa yang disebut "anak Allah" tidak hanya menunjuk kepada pribadi tertentu, tetapi bahkan meliputi segenap umat dan makhluk tertentu (anak-anak Allah yang bukan golongan manusia sebagaimana disebutkan dalam Kejadian 6:1-5).
2. Anak Allah.
Frase "anak Allah" banyak ditemukan dalam Alkitab. Namun demikian, Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa "anak Allah", siapa pun dia, memiliki kesetaraan dengan Allah. Alkitab hanya ingin menggambarkan bahwa siapa saja yang memiliki hubungan kedekatan secara spiritual dengan Allah dianugerahi gelar sebagai "anak Allah".
Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (Kejadian 6:1-2)
Menurut ayat di atas, disiratkan bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, anak-anak Allah telah terlebih dahulu diciptakan, hingga ketika jumlah manusia bertambah banyak, konon anak-anak Allah tersebut tertarik kepada anak-anak perempuan manusia lalu mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu dan melahirkan keturunan bagi mereka (Kejadian 6:4).
Simak juga anak-anak Allah yang lain berikut ini:
Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (Keluaran 4:22)
Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi Bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia 31:9)
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah. (Markus 1:1)
anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Lukas 3:38)
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)
Selain itu, Alkitab juga menggambarkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan secara spiritual dengan Allah dianggap menjadi satu kesatuan dengan Allah. Yesus berkata:
Bapaku, yang memberikan mereka kepadaku, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu. (Yohanes 10:29-30)
Dan bukan untuk mereka ini saja aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku ... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku ... dan aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaku ada di dalam mereka dan aku di dalam mereka. (Yohanes 17:20-21,23,26)
Singkatnya, Alkitab mengatakan bahwa yang disebut "anak Allah" tidak hanya menunjuk kepada pribadi tertentu, tetapi bahkan meliputi segenap umat dan makhluk tertentu (anak-anak Allah yang bukan golongan manusia sebagaimana disebutkan dalam Kejadian 6:1-5).
Sebenarnya Yesus mengakui bahwa
dia Anak Manusia:
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang
dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk
meletakkan kepala-Nya." [Matius 8:20]
Ketika pengikut-pengikut Yesus berkumpul di Galilea, Yesus berkata kepada mereka, "Tidak lama lagi, Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia." [Matius 17:22]
Ketika pengikut-pengikut Yesus berkumpul di Galilea, Yesus berkata kepada mereka, "Tidak lama lagi, Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia." [Matius 17:22]
Sebagian besar umat Kristen menuhankan Yesus bersandarkan pada ayat berikut:
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibunya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. (Matius 1:18)
Umat Kristen berkeyakinan bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah atau Allah sendiri, sehingga memahami bahwa Yesus merupakan pengejawantahan dari Roh Kudus atau Allah. Namun demikian, Alkitab mencatat tentang peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis yang tidak kalah ajaibnya dibandingkan dengan peristiwa kelahiran Yesus dari perawan Maria. Konon, Yohanes Pembaptis lahir dari seorang perempuan mandul yang sudah tua bangka, namanya Elisabet, istri Nabi Zakharia. Peristiwa kehamilan Elisabet ini, dijelaskan dalam Alkitab, tidak terlepas dari bantuan penuh Roh Kudus. Konon, Yohanes Pembaptis diperkuat oleh Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Berikut petikan ayat-ayatnya:
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet ... Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya ... Tetapi malaikat (Gabriel) itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes ... Sebab ia (Yohanes) akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan IA AKAN PENUH DENGAN ROH KUDUS mulai dari rahim ibunya ... Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan ELISABETPUN PENUH DENGAN ROH KUDUS. (Lukas 1:5,7,13,15,41)
Jika kita mau konsisten, maka kisah kelahiran Yohanes Pembaptis di atas tidak kalah ajaibnya dengan kisah kelahiran Yesus menurut Alkitab. Keduanya, memiliki kualifikasi yang sama, yakni sama-sama berkat campur tangan langsung Roh Kudus. Bedanya, jika Yesus lahir dari seorang perawan muda, maka Yohanes Pembaptis lahir dari seorang perempuan mandul yang sudah tua bangka. Keduanya tidak mungkin lahir tanpa bantuan langsung Roh Kudus.
Jika Yesus dianggap Tuhan karena kejadiannya oleh sebab campur tangan langsung Roh Kudus, maka, mengapa umat Kristen tidak menuhankan Yohanes Pembaptis, yang juga kejadiannya oleh sebab campur tangan langsung Roh Kudus?
Perhatikanlah ayat ini:
“Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih Stepanus, yaitu seorang yang PENUH DENGAN IMAN DAN ROH KUDUS...” (Kisah Para Rasul 6:5).
Jadi berdasarkan ayat Alkitab sendiri, Roh Kudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu Roh Suci atau Roh Kesucian, yang maksudnya roh yang bersih dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu. Sebagaimana halnya pada Nabi lainnya dengan roh sucinya. Menurut Al Qur’an, Roh Kudus (Roh Suci) itu adalah malaikat Jibril (Gabriel). Alkitab sendiri menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu adalah Kudus:
“Supaya kamu ingat perkataan yang sudah disabdakan dahulu oleh NABI-NABI YANG KUDUS dan akan hukum Tuhan lagi Juru Selamat, dengan jalan Rasul-rasul yang disuruhkan kepadamu” (surat Petrus yang kedua pasal 3 ayat 2)
Jelas di Alkitab sendiri menyebutkan bahwa Roh Kudus itu bukan Tuhan; dengan lain kata bahwa Yesus dalam kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh bersih, suci, dengan izin atau perintah Allah yang dikaruniakan kepada hamba yang dikehendakinya. Lebih jelas harap Umat Kristen periksa:
“Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih Stepanus, yaitu seorang yang PENUH DENGAN IMAN DAN ROH KUDUS...” (Kisah Para Rasul 6:5).
Jadi berdasarkan ayat Alkitab sendiri, Roh Kudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu Roh Suci atau Roh Kesucian, yang maksudnya roh yang bersih dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu. Sebagaimana halnya pada Nabi lainnya dengan roh sucinya. Menurut Al Qur’an, Roh Kudus (Roh Suci) itu adalah malaikat Jibril (Gabriel). Alkitab sendiri menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu adalah Kudus:
“Supaya kamu ingat perkataan yang sudah disabdakan dahulu oleh NABI-NABI YANG KUDUS dan akan hukum Tuhan lagi Juru Selamat, dengan jalan Rasul-rasul yang disuruhkan kepadamu” (surat Petrus yang kedua pasal 3 ayat 2)
Jelas di Alkitab sendiri menyebutkan bahwa Roh Kudus itu bukan Tuhan; dengan lain kata bahwa Yesus dalam kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh bersih, suci, dengan izin atau perintah Allah yang dikaruniakan kepada hamba yang dikehendakinya. Lebih jelas harap Umat Kristen periksa:
“Dalam kami inilah saksi atas
segala perkara itu, demikian juga Roh Kudus yang dikaruniakan Allah kepada sekalian
orang yang menurut Dia” (Kisah Rasul 5:32)
Umat Kristen percaya Yesus
bersatu dengan Allah berdasarkan ayat ini:
“Aku dan Bapa adalah satu”
(Yohanes 10: 30)
Namun, perhatikanlah ayat ini:
”Maka kira-kira pukul tiga itu
berserulah Yesus dengan suara yang nyaring katanya: “Eli, Eli lama sabaktani”
artinya: “Ya Tuhan, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku” (Matius pasal 27
ayat 46)
Berdasarkan seruan Yesus di
ayat itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan
meninggalkan Yesus, waktu akan disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu
dengan Yesus, di saat itulah saat tepat untuk menolong Yesus, tetapi
kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehingga Yesus sendiri minta
tolong. Kalau hidupnya Yesus memang untuk di salib, mengapa Yesus tidak
bersedia dan menolak untuk di salib? Buktinya ia berseru dengan suara nyaring
minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari disalibkan. Dengan kata lain,
Yesus tidak bersedia menjadi penebus dosa.
Perhatikanlah ayat dibawah ini:
“Aku di dalam mereka itu, dan engkau
di dalam Aku; supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan” (Yohanes 17:23).
Perhatikanlah di ayat tersebut
ada tersusun kata “Aku didalam mereka”. Kata mereka di ayat ini adalah sahabat
Yesus. Sedang yang dimaksudkan dengan “Aku” ialah Tuhan. Jadi kata “Aku”
beserta “mereka” artinya Tuhan beserta sahabat-sahabat Yesus. Kalau Umat
Kristen percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka Umat Kristen pun harus
percaya tentang kesatuan Bapa itu dengan sekalian sahabat Yesus 12 orang
jumlahnya. Jadi bukan Yesus dan Roh Kudus saja yang menjadi satu dengan Tuhan,
melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya Persatuan Tuhan atau Tuhan
Persatuan bukan hanya Tri Tunggal tetapi 15 tunggal. Jadi berdasarkan
perselisihan ayat-ayat tersebut, yang manakah yang benar? Tiga menjadi tunggal
atau 15 menjadi Tunggal? Ayat yang manakah yang akan Umat Kristen yakini, yang
tiga menjadi tunggalkah atau yang 15 itu?
sebagian orang Kristen
menganggap Yesus bersatu dengan Tuhan sehingga ia mengetahui yang gaib. Akan
tetapi perhatikanlah ayat ini:
“Sesungguhnya langit dan Bumi akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi harinya atau waktunya itu tidak diketahui oleh seorang jua pun, baik segala malaikat yang di surgapun tidak, Anak itupun tidak, hanyalah Bapa saja.” (Markus 13: 31, 32)
Jelas di Alkitab sendiri tertulis bahwa Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Jadi jelas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya kiamat, yang termasuk sesuatu yang gaib. Yang tidak tahu itu pasti bukan Tuhan.
“Sesungguhnya langit dan Bumi akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi harinya atau waktunya itu tidak diketahui oleh seorang jua pun, baik segala malaikat yang di surgapun tidak, Anak itupun tidak, hanyalah Bapa saja.” (Markus 13: 31, 32)
Jelas di Alkitab sendiri tertulis bahwa Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Jadi jelas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya kiamat, yang termasuk sesuatu yang gaib. Yang tidak tahu itu pasti bukan Tuhan.
Salah satu alasan Yesus
dianggap Tuhan oleh Umat Kristen karena ia mempunyai Roh Ketuhanan sehingga ia
dapat menghidupkan orang mati. Akan tetapi bacalah ayat ini:
“Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat mereka itu suatu pasukan, lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur Elisa, maka baru orang mati itu dimasukkan kedalamnya dan kena mayat Elisa itu, maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri” (Kitab Raja-raja yang kedua, pasal 13 ayat 21).
Ayat ini menyebutkan tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus saja yang dapat menghidupkan orang mati, bahkan tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Yang berarti tulang-tulang Elisa adalah tulang-tulang Ketuhanan. Kalau Yesus diwaktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan tetapi Elisa bisa menghidupkan diwaktu tidak bernyawa, tulang-tulangnya yang didalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa lebih ajaib dari pada Yesus. Jadi seharusnya Elisa pun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi ayat ini:
”Maka di dengar akan Do’a Elisa itu, lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu kedalamnya sehingga hiduplah ia pula” (Kitab Raja-raja yang pertama pasal 17 ayat 22)
Salah satu alasan Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena dapat menyembuhkan orang buta sehingga melihat. Namun, dalam Kitab Raja-raja yang kedua pasal 6 ayat 17 dan ayat 30, Elisa dapat menyembuhkan orang buta sehingga dapat melihat. Kalau begitu Elisapun harus dianggap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifatnya Tuhan.
Salah satu alasan Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena dapat menyembuhkan penyakit Lepra (kusta). Akan tetapi Kitab Raja-Raja yang kedua pasal 3 ayat 10 dan ayat 11 menyebutkan bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta bernama Naaman. Jadi Elisapun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan?
Yesus sendiri pernah dibawa oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa Iblis?
“Maka iblispun membawa dia kepuncak gunung……” (Lukas 4:5)
Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena Yesus tetap suci daripada dosa. Namun, Yesus sendiri meminta ampun kepada Tuhan:
“Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat mereka itu suatu pasukan, lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur Elisa, maka baru orang mati itu dimasukkan kedalamnya dan kena mayat Elisa itu, maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri” (Kitab Raja-raja yang kedua, pasal 13 ayat 21).
Ayat ini menyebutkan tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus saja yang dapat menghidupkan orang mati, bahkan tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Yang berarti tulang-tulang Elisa adalah tulang-tulang Ketuhanan. Kalau Yesus diwaktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan tetapi Elisa bisa menghidupkan diwaktu tidak bernyawa, tulang-tulangnya yang didalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa lebih ajaib dari pada Yesus. Jadi seharusnya Elisa pun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi ayat ini:
”Maka di dengar akan Do’a Elisa itu, lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu kedalamnya sehingga hiduplah ia pula” (Kitab Raja-raja yang pertama pasal 17 ayat 22)
Salah satu alasan Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena dapat menyembuhkan orang buta sehingga melihat. Namun, dalam Kitab Raja-raja yang kedua pasal 6 ayat 17 dan ayat 30, Elisa dapat menyembuhkan orang buta sehingga dapat melihat. Kalau begitu Elisapun harus dianggap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifatnya Tuhan.
Salah satu alasan Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena dapat menyembuhkan penyakit Lepra (kusta). Akan tetapi Kitab Raja-Raja yang kedua pasal 3 ayat 10 dan ayat 11 menyebutkan bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta bernama Naaman. Jadi Elisapun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan?
Yesus sendiri pernah dibawa oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa Iblis?
“Maka iblispun membawa dia kepuncak gunung……” (Lukas 4:5)
Umat Kristen percaya Yesus itu Tuhan karena Yesus tetap suci daripada dosa. Namun, Yesus sendiri meminta ampun kepada Tuhan:
“Dan ampunilah kiranya kami
segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni orang yang
berkesalahan kepada kami.” (Matius pasal 6 ayat 12)
Apa saja dosa-dosa “Yesus” sehingga “Yesus” meminta
ampun kepada Tuhan?
(1) Yesus “melanggar Hukum Taurat” dengan membebaskan
seorang wanita pezinah dari hukuman dirajam dengan batu (Yoh. 8:1-11) padahal
Yesus bilang orang yang berzinah dengan matanya harus matanya harus dicongkel
(Mat. 5:27-29) dan orang yg menghapus sebuah Hukum Taurat akan menempati tempat
yg paling rendah (Matius 5:19). Yesus bahkan mengatakan bahwa
perempuan-perempuan pezinah akan mendahului murid-muridnya masuk surga (Matius
21:31)
(2) Yesus “berbohong” dengan berteriak bahwa dia
ditinggalkan Tuhan (Matius 27:46 dan Markus 15:34) padahal
Tuhan bilang bahwa Tuhan tidak meninggalkan kekasih-kekasih Tuhan yang setia
(Mazmur 37:28).
(3) Yesus “mengatakan kalimat yg kasar” kepada seorang
perempuan. Siapa ANJING dalam ayat ini?
Maka datanglah perempuan itu sujud menyembah dia, katanya: Ya Tuhan,
tolonglah hamba! Tetapi jawab Yesus, katanya: Tiada patut diambil roti dari
anak-anak, lalu menyampaikan kepada ANJING. (Matius 15:26)
(4) Orang2 Kristen bilang Yesus itu Tuhan, berarti Yesus
“berbohong” bahwa Tuhan itu Esa:
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang
Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. (Markus 12:29)
"Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAH-mu dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti" (Matius 10 : 34-36)
(5) “Yesus” sering menghina:
..... marahlah Yesus kepadanya (Petrus) dan katanya “...Hai IBLIS, engkaulah menjadi penyesat bagiku.” (Matius 16:22-23)
..... marahlah Yesus kepadanya (Petrus) dan katanya “...Hai IBLIS, engkaulah menjadi penyesat bagiku.” (Matius 16:22-23)
Yesus menyebut pengikut-pengikutnya BODOH (Mat. 23:17,
Mat. 23:19, Lukas 11:40 dan Lukas 12:20)
Umat Kristen percaya bahwa para
penyalib Yesus dilaknat. Mestinya mereka tidak dilaknat, malah Yesus harus
berterima kasih kepada mereka yang telah menyalibkan dia, bahkan mereka itu
seharusnya mendapat Surga, karena menurut keterangan Umat Kristen, hidupnya
Yesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa manusia. Andaikan tidak ada
manusia yang bersedia menyalibkan Yesus maka dosa-dosa manusia tentu tidak ada
yang menebusnya. Jadi manusia-manusia yang telah menyalibkan Yesus itu berjasa
kepada Yesus dan penganut-penganut Kristen. Akan tetapi mereka yang sudah
terbukti berjasa itu malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk Surga dan
dipuji-puji atas jasanya.
3. Roh Kudus.
Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki derajat kesetaraan dengan Allah. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa Roh Allah (Perjanjian Lama) tidak sama dengan Roh Kudus (Perjanjian Baru), karena umat Israel hanya memiliki satu Tuhan yaitu Allah (Elohim/Jahweh). Simak ayat berikut:
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2)
Roh Allah sebagaimana tersebut dalam ayat di atas (Perjanjian Lama) bermakna Allah sendiri dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru. Demikian juga dengan roh Allah sebagaimana tersebut dalam pesan Yesaya berikut ini:
Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42:1)
Roh Allah dalam pesan Yesaya di atas bermakna roh ciptaan Allah. Allah telah menentukan "orang pilihan"-Nya dengan memberikan roh kepadanya sejak masih dalam kandungan. Makhluk hidup seperti malaikat, jin, manusia, dan binatang semuanya memiliki roh yang diciptakan oleh Allah. Namun demikian, hanya orang-orang tertentu saja yang menjadi "orang pilihan"-Nya.
Berkenaan dengan pesan Yesaya di atas, Perjanjian Baru secara khusus menyebut istilah roh Allah berikut ini:
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan: "Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan." (Matius 3:16-17)
Ayat Matius tersebut sebenarnya merupakan distorsi dari pesan Yesaya di atas. Dalam hal ini, bukanlah maksud pengarang Matius untuk menyatakan kesetaraan Yesus dengan Allah, tetapi bahwa pengarang Matius berupaya keras untuk menggenapi seluruh nubuat Perjanjian Lama dengan menyuguhkan sosok Yesus. Bagaimanapun juga, Roh Allah dalam kasus Matius ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Roh Kudus. Lebih jauh, tidak ada konfirmasi sama sekali dalam seluruh Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki derajat setara dengan Allah.
Bahkan, dalam Perjanjian Baru sendiri, dengan mengkontraskan Matius 1:18 dan Lukas 1:26-27 dapat diidentifikasi bahwa Roh Kudus sebenarnya adalah malaikat Gabriel.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Matius 1:18)
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Lukas 1:26-27)
Ringkasnya, identifikasi yang paling tepat tentang pribadi Roh Kudus adalah malaikat Gabriel. Malaikat Gabriel adalah malaikat yang mempunyai tugas sebagai penyampai wahyu/ilham/pesan dari Allah kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan Allah di muka bumi. Ia sering berubah-ubah bentuk fisik.1 Ia bisa menjelma menjadi manusia, binatang, benda mati, raksasa, hingga kembali ke bentuk aslinya sebagai Roh Kudus (Roh Suci yang ghaib). Dalam hal ini perlu dijelaskan ketika malaikat Gabriel menghampiri Maria dalam wujud manusia dengan menjanjikan Roh Kudus:
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut Kudus, anak Allah. (Lukas 1:34-35)
Dijelaskan dalam ayat di atas, bahwa ketika menghampiri Maria untuk mengabarkan kehamilannya, malaikat Gabriel berubah wujud seperti manusia, dan ketika memperkuat janin Yesus dalam kandungan rahim Maria, malaikat Gabriel kembali ke wujud aslinya sebagai Roh Kudus. Demikian pula ketika memperkuat janin Yohanes Pembaptis dalam kandungan rahim Elisabet, malaikat Gabriel berwujud sebagai Roh Kudus. Konon, janin Yohanes Pembaptis melonjak kegirangan ketika mendengar salam Maria:
Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus. (Lukas 1:41)
Roh Kudus juga konon memberi wahyu/ilham kepada Nabi Zakharia untuk bernubuat:
Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: ... (Lukas 1:67)
Terlepas dari persoalan siapa sebenarnya Roh Kudus itu, yang pasti Alkitab tidak pernah meninggikan derajat Roh Kudus hingga setara dengan Allah.
4. Doktrin Paulus Tarsus.
Berikut doktrin ketuhanan menurut Paulus:
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Dari ayat di atas, Paulus ingin mempengaruhi orang-orang Korintus pada waktu itu agar mengikuti ajarannya, bahwa Tuhan terdiri dari dua substansi yaitu Bapa dan Yesus Kristus. Doktrin Paulus di atas, bukan saja bertentangan dengan konsep ketuhanan dalam Perjanjian Lama, tetapi juga bertentangan dengan pernyataan Yesus dalam kitab-kitab kanonik (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes).
Lebih jauh, Paulus juga menyampaikan sebuah konsep tentang kemanunggalan Tuhan bersama Melkisedek:
“Adapun Melkisedek itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah Mahatinggi, yang sudah berjumpa dengan Abraham tatkala Abraham kembali daripada menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Abraham”.
“Kepadanya juga Abraham sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Melkisedek itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai”. Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah (Yesus), ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. (Ibrani 7:1-3)
Jadi, menurut Doktrin Paulus, Tuhan merupakan kemanunggalan dari empat mitra yang sejajar yang terdiri atas Bapa, Roh Kudus, Yesus, dan Melkisedek.
Tentu saja, yang membuat kita terheran-heran adalah, mengapa surat-surat Paulus yang berjumlah 14 kitab itu begitu saja diterima dan dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru hanya oleh usulan Athanasius, uskup Aleksandria pada tahun 367 M? Sebagaimana dapat dibaca dalam berbagai literatur, Paulus bukan nabi dan tidak pernah menjadi murid Yesus. Pernyataan-pernyataannya merupakan tulisan yang sangat jelas membesarkan diri sendiri.
Perlu diketahui, bahwa tidak ada nabi yang menulis kitab dengan tangan sendiri. Semua ajaran nabi ditulis dan diabadikan oleh para pengikutnya yang percaya akan kenabiannya. Jika ada seorang yang mengaku nabi dengan menulis sendiri ajarannya dalam sebuah kitab tertentu dan menyebarkannya kepada orang lain maka dapat dipastikan ia adalah nabi palsu, terlebih jika tulisan tersebut tampak jelas berisi ajaran dengan membesarkan diri sendiri.
KESIMPULAN:
Konsep ketuhanan Trinitas yang dikumandangkan para misionaris Kristen sesungguhnya tidak ada dalam Alkitab. Ia adalah doktrin gereja dan merupakan pengembangan sayap dari Doktrin Paulus, yang selanjutnya dipercaya begitu saja oleh umat Kristen tanpa dasar yang kuat.
Keterangan:
1. Beberapa wujud malaikat Gabriel yang dicatat dalam Alkitab/Bibel antara lain:
(a) Wujud raksasa.
Konon digambarkan dalam Alkitab, ketika Nabi Zakharia hendak membakar ukupan di dalam Bait Suci, ia melihat malaikat Gabriel berdiri di sebelah kanan mezbah dalam wujud raksasa. Kontan saja, Nabi Zakharia terkejut dan ketakutan:
Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut ... Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. (Lukas 1:11-12,19)
(b) Wujud manusia biasa.
Ketika hendak mengabarkan kehamilan Maria, malaikat Gabriel berwujud seperti manusia biasa dengan memasuki rumah Maria:
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. (Lukas 1:28-29)
(c) Wujud asli sebagai Roh Kudus.
Dijelaskan dalam Alkitab, sebagaimana yang konon dituturkan oleh malaikat Gabriel, Yohanes Pembaptis akan diperkuat oleh Roh Kudus mulai dari rahim ibunya (Elisabet).
Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. (Lukas 1:15)
3. Roh Kudus.
Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki derajat kesetaraan dengan Allah. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa Roh Allah (Perjanjian Lama) tidak sama dengan Roh Kudus (Perjanjian Baru), karena umat Israel hanya memiliki satu Tuhan yaitu Allah (Elohim/Jahweh). Simak ayat berikut:
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2)
Roh Allah sebagaimana tersebut dalam ayat di atas (Perjanjian Lama) bermakna Allah sendiri dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru. Demikian juga dengan roh Allah sebagaimana tersebut dalam pesan Yesaya berikut ini:
Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42:1)
Roh Allah dalam pesan Yesaya di atas bermakna roh ciptaan Allah. Allah telah menentukan "orang pilihan"-Nya dengan memberikan roh kepadanya sejak masih dalam kandungan. Makhluk hidup seperti malaikat, jin, manusia, dan binatang semuanya memiliki roh yang diciptakan oleh Allah. Namun demikian, hanya orang-orang tertentu saja yang menjadi "orang pilihan"-Nya.
Berkenaan dengan pesan Yesaya di atas, Perjanjian Baru secara khusus menyebut istilah roh Allah berikut ini:
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan: "Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan." (Matius 3:16-17)
Ayat Matius tersebut sebenarnya merupakan distorsi dari pesan Yesaya di atas. Dalam hal ini, bukanlah maksud pengarang Matius untuk menyatakan kesetaraan Yesus dengan Allah, tetapi bahwa pengarang Matius berupaya keras untuk menggenapi seluruh nubuat Perjanjian Lama dengan menyuguhkan sosok Yesus. Bagaimanapun juga, Roh Allah dalam kasus Matius ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Roh Kudus. Lebih jauh, tidak ada konfirmasi sama sekali dalam seluruh Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki derajat setara dengan Allah.
Bahkan, dalam Perjanjian Baru sendiri, dengan mengkontraskan Matius 1:18 dan Lukas 1:26-27 dapat diidentifikasi bahwa Roh Kudus sebenarnya adalah malaikat Gabriel.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Matius 1:18)
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Lukas 1:26-27)
Ringkasnya, identifikasi yang paling tepat tentang pribadi Roh Kudus adalah malaikat Gabriel. Malaikat Gabriel adalah malaikat yang mempunyai tugas sebagai penyampai wahyu/ilham/pesan dari Allah kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan Allah di muka bumi. Ia sering berubah-ubah bentuk fisik.1 Ia bisa menjelma menjadi manusia, binatang, benda mati, raksasa, hingga kembali ke bentuk aslinya sebagai Roh Kudus (Roh Suci yang ghaib). Dalam hal ini perlu dijelaskan ketika malaikat Gabriel menghampiri Maria dalam wujud manusia dengan menjanjikan Roh Kudus:
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut Kudus, anak Allah. (Lukas 1:34-35)
Dijelaskan dalam ayat di atas, bahwa ketika menghampiri Maria untuk mengabarkan kehamilannya, malaikat Gabriel berubah wujud seperti manusia, dan ketika memperkuat janin Yesus dalam kandungan rahim Maria, malaikat Gabriel kembali ke wujud aslinya sebagai Roh Kudus. Demikian pula ketika memperkuat janin Yohanes Pembaptis dalam kandungan rahim Elisabet, malaikat Gabriel berwujud sebagai Roh Kudus. Konon, janin Yohanes Pembaptis melonjak kegirangan ketika mendengar salam Maria:
Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus. (Lukas 1:41)
Roh Kudus juga konon memberi wahyu/ilham kepada Nabi Zakharia untuk bernubuat:
Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: ... (Lukas 1:67)
Terlepas dari persoalan siapa sebenarnya Roh Kudus itu, yang pasti Alkitab tidak pernah meninggikan derajat Roh Kudus hingga setara dengan Allah.
4. Doktrin Paulus Tarsus.
Berikut doktrin ketuhanan menurut Paulus:
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Dari ayat di atas, Paulus ingin mempengaruhi orang-orang Korintus pada waktu itu agar mengikuti ajarannya, bahwa Tuhan terdiri dari dua substansi yaitu Bapa dan Yesus Kristus. Doktrin Paulus di atas, bukan saja bertentangan dengan konsep ketuhanan dalam Perjanjian Lama, tetapi juga bertentangan dengan pernyataan Yesus dalam kitab-kitab kanonik (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes).
Lebih jauh, Paulus juga menyampaikan sebuah konsep tentang kemanunggalan Tuhan bersama Melkisedek:
“Adapun Melkisedek itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah Mahatinggi, yang sudah berjumpa dengan Abraham tatkala Abraham kembali daripada menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Abraham”.
“Kepadanya juga Abraham sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Melkisedek itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai”. Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah (Yesus), ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. (Ibrani 7:1-3)
Jadi, menurut Doktrin Paulus, Tuhan merupakan kemanunggalan dari empat mitra yang sejajar yang terdiri atas Bapa, Roh Kudus, Yesus, dan Melkisedek.
Tentu saja, yang membuat kita terheran-heran adalah, mengapa surat-surat Paulus yang berjumlah 14 kitab itu begitu saja diterima dan dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru hanya oleh usulan Athanasius, uskup Aleksandria pada tahun 367 M? Sebagaimana dapat dibaca dalam berbagai literatur, Paulus bukan nabi dan tidak pernah menjadi murid Yesus. Pernyataan-pernyataannya merupakan tulisan yang sangat jelas membesarkan diri sendiri.
Perlu diketahui, bahwa tidak ada nabi yang menulis kitab dengan tangan sendiri. Semua ajaran nabi ditulis dan diabadikan oleh para pengikutnya yang percaya akan kenabiannya. Jika ada seorang yang mengaku nabi dengan menulis sendiri ajarannya dalam sebuah kitab tertentu dan menyebarkannya kepada orang lain maka dapat dipastikan ia adalah nabi palsu, terlebih jika tulisan tersebut tampak jelas berisi ajaran dengan membesarkan diri sendiri.
KESIMPULAN:
Konsep ketuhanan Trinitas yang dikumandangkan para misionaris Kristen sesungguhnya tidak ada dalam Alkitab. Ia adalah doktrin gereja dan merupakan pengembangan sayap dari Doktrin Paulus, yang selanjutnya dipercaya begitu saja oleh umat Kristen tanpa dasar yang kuat.
Keterangan:
1. Beberapa wujud malaikat Gabriel yang dicatat dalam Alkitab/Bibel antara lain:
(a) Wujud raksasa.
Konon digambarkan dalam Alkitab, ketika Nabi Zakharia hendak membakar ukupan di dalam Bait Suci, ia melihat malaikat Gabriel berdiri di sebelah kanan mezbah dalam wujud raksasa. Kontan saja, Nabi Zakharia terkejut dan ketakutan:
Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut ... Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. (Lukas 1:11-12,19)
(b) Wujud manusia biasa.
Ketika hendak mengabarkan kehamilan Maria, malaikat Gabriel berwujud seperti manusia biasa dengan memasuki rumah Maria:
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. (Lukas 1:28-29)
(c) Wujud asli sebagai Roh Kudus.
Dijelaskan dalam Alkitab, sebagaimana yang konon dituturkan oleh malaikat Gabriel, Yohanes Pembaptis akan diperkuat oleh Roh Kudus mulai dari rahim ibunya (Elisabet).
Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. (Lukas 1:15)
No comments:
Post a Comment